Pantun Aneka Corak Bahasa Bakumpai. Bakumpai, sebagaimana disebutkan dalam artikel silsilah orang bakumpai bahwa ia adalah salah satu suku Dayak atau lebih
khususnya sub rumpun suku Dayak Ngaju, ternyata juga memiliki budaya Pantun. Hal
ini sangat dimungkinkan, karena suku Bakumpai bergaul dan mendapatkan pengaruh dari
kebudayaan-kebudayaan lain seperti Melayu, sehingga Pantun tidak lepas dari
kehidupan Bakumpai.
Pantun
itu sendiri yang disebutkan dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun merupakan
salah satu jenis puisi lama yang sangat luas
dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun
dalam bahasa
Minangkabau yang berarti "petuntun". Lazimnya pantun
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir
dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Semua
bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi.
Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan
budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan
bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua
baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.