.breadcrumbs{ margin-left:10px; padding: 5px 0; border-bottom: 1px dotted; line-height:1.4em; }

Pantun Aneka Corak Bahasa Bakumpai


Pantun Aneka Corak Bahasa Bakumpai. Bakumpai, sebagaimana disebutkan dalam artikel silsilah orang bakumpai bahwa ia adalah salah satu suku Dayak atau lebih khususnya sub rumpun suku Dayak Ngaju, ternyata juga memiliki budaya Pantun. Hal ini sangat dimungkinkan, karena suku Bakumpai bergaul dan mendapatkan pengaruh dari kebudayaan-kebudayaan lain seperti Melayu, sehingga Pantun tidak lepas dari kehidupan Bakumpai.

Pantun itu sendiri yang disebutkan dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.


Pantun memiliki berbagai macam corak, ada corak pantun adat, pantun agama, pantun budi, pantun jenaka, pantun kepahlawanan, pantun kias, pantun nasehat, pantun berkaitan dengan cinta, pantun peribahasa, pantun perpisahan, dan termasuk pula pantun teka-teki.

Adapun pantun yang ingin disajikan dalam artikel ini tampaknya pantun aneka macam corak. Pantun di bawah ini juga merupakan kiriman dari seorang pemuda asli Bakumpai kelahiran Barito yang bernama Sadam al-Fattah (alamat fb : http://www.facebook.com/sadam.alfattah) melalui form kontak kami putrabakumpai1977@gmail.com

Pantun tersebut adalah :


Isi Pantun
Terjemah
buayi mahalaw si penda jamban,
jida bahanyi si lauk tapah,
tanayi balawu handak kuman,
mambuka panci nasi e lepah,
Buaya lewat di bawah jamban
Tidak berani ikan tapah
Perut lapar mau makan
Membuka panci nasinya habis
dawen sarai mangat iluntuh,
sarai babasi hurung bamburep,
nasib melai si wadah uluh,
mangat kia si lebun arep,
Daun sarai enak direbus
Sarai yang basi dikerumuni ….
Nasib tinggal di tempat orang
Lebih nyaman di kampung sendiri
pun uwei iyawi nyiru,
nyiru hayi imbit kan tana,
kueh atei jida taharu,
awi tahi jida hasupa,
Rotan dijalin menjadi suatu wadah
Wadah yang besar tsb di bawa ke sawah
Mana hati sudah rindu
Karena sudah lama tidak ketemu
pasang pasuran buah kakapar,
mamasang lukah si sungei barito, 
jida katawan kisah jida katawan habar,
mudahan samandeah sehat selalu,
Memasang jebakan ikan, dapat ikan kakapar
Memasang jebakan ikan di sungai barito
Tidak tahu kisah maka tidak tahu kabar
Semoga semua sehat selalu
pun kustela inyarang sangkalap,
inyarang e kia si pun salak ,
ulun jida maalang bahalap,
tapi maalang labih si akhlak.,
Pohon ketela diserang binatang…
Diserangnya juga pohon salak
Saya bukan melihat/mencari yang cantik
Tetapi melihat/mencari yang berakhlak
mawi talatap si danum dehes,
bagus injarat pakai uwei,
rupa bahalap kawa imoles,
akhlak bagus taimbit matei.,
Membuat … di air yang deras
Sangat baik diikat dengan rotan
Rupa yang cantik bisa dipoles
Tapi akhlak yang baiklah untuk dibawa mati
tulak malunta buli mamantat, 
are kulian si lauk haruan,
sakian lama ulun mangabuat,
do'akan duan ji kilau harapan.,
Pergi mencari ikan, pulang menyadap karet
Banyak memperoleh ikan gabus
Sekian lama hidup sendiri
Mohon doakan mendapatkan sesuai harapan
bua tarap jadi batue,
manjatu kan liwa tagintas dawen,
ela baharap mansawe due,
mun hasupa bawi gin mahamen
Buah tarap sudah matang
Jatuh ke bawah terlindas daun
Jangan berharap beristeri dua
Kalau ketemu saja sudah malu
auh habar jida bamasak,
ansep inggite kan hunjun papaken,
auh habar jida handak,
paalang mate jida kan beken
Ujar kabar tidak memasak
Asap dilihat ke atas pohon buah papaken
Ujar kabar tidak tertarik
Tapi pandangan tidak ke lain
humbang, manutuh humbang,
imbit maneser kan sungei keruh,
sayang, sungguh sayang,
bawi inser jadi ayun uluh
Bambu, memotong bambu
Dibawa menyelam ke sungai yang keruh
Sayang, sungguh disayang
Perempuan yang diinginkan sudah milik orang
bua manggis si hunjun pahe,
manggis bahandang mangat ingkeme,
mate manangis atei kapehe,
mahiris bawang tasayat lenge,
Buah manggis di atas ….
Buah manggis yang merah, nyaman dirasa
Mata menangis hati sakit/tersiksa
Meracik bawang tersayat jari
rapun inutuh si humbang balu,
rabung inampa iyawi bubur ,
pantun jituh sahibar halulu,
mudahan kawa maawi tahibur.,
Kerimbunan daun bambu dipotong
Rebung dibikin bubur
Pantun ini sekedar canda ria
Semoga dapat menghibur

Pantun ditulis oleh sadam bakumpai dan diterjemahkan oleh Abdul Helim.

2 komentar:

Terima Kasih telah menyempatkan waktunya untuk membaca artikel dalam blog ini. Kami berharap sahabat dapat memberikan komentar. Namun mohon menggunakan bahasa yang etis dan bukan pula bersifat spammer. Terima kasih.